Minggu, 29 Agustus 2010

Sunset di Pantai Kute

Sunset...fenomena alam yang mengagumkan ini telah menjadi daya tarik banyak orang, termasuk saya. Mengapa banyak orang menyukai sunset?. Setelah bekerja sejak pagi sampai sore hari, rasanya dengan melihat sunset ini semua beban ikut tenggelam bersama dengan tenggelamnya matahari yang seolah-olah ditelan oleh laut. Perpaduan berbagai warna seperti jingga, kuning, coklat biru dan abu-abu yang menyertainya membuatnya sangat indah dilihat. Di pantai kute Bali, momen ini dirasakan oleh ribuan orang baik warga lokal maupun domestik. Sambil duduk atau berdiri di hamparan pasir putih yang halus, mendengar deburan ombak yang memecah keheningan untuk menyaksikan perginya matahari yang menunjukan berakhirnya siang untuk menyongsong malam hari ini membuat suasana di pantai menjadi begitu romantis, tidak saja buat pasangan kekasih namun bagi setiap orang yang menyaksikannya.

Selain menyuguhkan pemandangan pantai yang indah, Pantai Kute juga menawarkan karya seni yang unik khususnya untuk mereka yang mencintai seni tatto. Keramahan penduduk Bali juga menjadi alasan mengapa banyak orang dari berbagai penjuru dunia ingin ke pulau Dewata tersebut. Menyaksikan sunset tentunya tidak saja membuat kita terkagum oleh keindahannya melainkan meyakini adanya kepastian dari pemilik hidup ini bahwa matahari yang pergi tersebut pasti akan kembali. Selalu ada harapan baru.






Penyadap Lontar

Mungkin banyak dari kita yang sudah sering melihat pohon lontar. Untuk sebagian orang sabu baik yang ada di sabu maupun di tanah perantauan, pohon ini telah menjadi asset atau modal untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka bahkan tidak sedikit yang bisa menyekolakan anak –anak mereka hingga ke tingkat perguruan tinggi. Tahukah kalian bagaimana sesungguhnya pekerjaan ini dilakukan?.Ijinkan saya menceritakan sedikit pekerjaan ini karena banyak dari penyadap lontar adalah orang-orang terkasih saya.

Lontar adalah salah satu species genus palam. Lontar akan sangat cocok bila tumbuh di daerah dengan iklim kering, sehingga tidak heran kita akan  Kita akan sulit menjumpainya di daerah pegunungan yang lembab.

Yang pertama dilakukan adalah dengan memotong bunga dari pohon lontar tersebut dan membiarkannya selama semalam untuk mendapatkan air niranya. Air nira bias lansung dikosumsi. Rasanya sangat manis dan nikmat apalagi kalau diminum saat siang hari dimana panas membuat rasa haus tidak tertahankan. Air nira tersebut kemudian ditampung dalam suatu tempat dan dimasukan ke dalam periuk tanah untuk dimasak. Untuk memasaknya memerlukan suhu yang tinggi, oleh karena itu para peyadap lontar biasanya menggunakan kayu yang dalam istilah lokal kayu keras artinya kayu ini kadar kambiumnya besar sehingga tidak mudah menjadi arang. Bagian atas dari periuk tanah tersebut dipasang sebatang bambu yang bagian tengah dari bamboo tersebut dibuat lubang sehingga cairan dapat lewat. Air nira yang telah mendidih akan menguap dan uap tersebut kemudian akan jatuh dan menjadi alkohol (system penyulingan). Yang dalam istilah lokal disebut moke. Kadar atau kualitas moke ini bervariasi tergantung pada campurannya, sehingga harga julanya pun bervariasi.

Jumat, 27 Agustus 2010

Pantai Mbalata Yang Sejuk

Pantai adalah tempat favorit untuk bersantai bagi sebagian besar masyarakat Aimere dan Waelengga misalnya untuk sekedar duduk di pinggir pantai sambil menikmati pemandangan pantai, melihat sunrise atau sunset atau bahkan mandi di lautnya. Salah satunya  adalah pantai Mbalata, yang termasuk wilayah Waelengga, Manggarai Timur yang berjarak kurang lebih 10 km dari Aimere.
Pantai ini cukup menarik banyak orang untuk mengunjunginya karena kondisi pantai yang  landai dan cukup luas. Selain itu di sekitar pantai ini terdapat banyak pohon penda yang menambah kesejukan serta sebagai tempat berteduh saat panas mulai menyengat. Suguhan pemandangan perbukitan gundul di sebelah baratnya juga menambah keindahan pantai ini. Bila musim libur tiba atau pada hari sabtu atau minggu, maka pantai  ini akan sangat ramai dipenuhi pengunjung.
Keunikan pantai ini telah mengusik hati beberapa orang asli Aimere untuk menanamkan modalnya  sehingga pantai ini bisa menjadi salah satu tempat wisata yang dikelolah dengan baik yaitu dengan membangun beberapa rumah penginapan yang dibuat dengan bahan-bahan asli dari daerah di sekitarnya.
Walaupun tampak sangat sederhana, namun fasilitas yang ada di  penginapan ini hampir setara dengan penginapan berkelas internasional. Selain warga di sekitarnya, wisatawan asing juga memilih tempai ini untuk bersantai.
Untuk para pengunjung yang tidak berencana untuk menginap, anda tidak perlu kuatir soal makanan, karena mereka juga menyediakan warung bakso. Pilihan lain adalah anda bisa membeli ikan segar dari nelayan yang ada di sekitar tempat ini untuk dibakar dan dimakan beramai-ramai. Hm...asyik bukan?. Bila anda belum pernah mencoba nikmatnya nira segar, anda bisa mendapatkannya di sini, karena di sekitar tempat ini terdapat banyak penduduk yang menyadap lontar. Anda juga bisa membeli kelapa muda untuk menghilangkan dahaga.Udara yang sejuk serta terpaan angin sepoi-sepoi di pantai ini akan membuat kita menjadi ngantuk.

Kamis, 26 Agustus 2010

Indahnya Pantai Pulau Babi

Bagi sebagian besar orang, nama pulau ini cukup menggelitik. Apakah disana banyak babi sehingga dinamakan Pulau Babi?. Pertanyaan tersebut juga menjadi pertanyaan saya. Ternyata tidak, walaupun jawabannya masih ada hubungan sama binatang tersebut. Ketika anda di pesawat dan berada tepat di atas pulau ini, maka anda tidak akan heran mengapa pulau ini disebut pulau babi, karena bentuknya memang mirip babi. Lokasi ini berada sekitar 40 km di sebelah timur laut kota Maumere, ibukota kabupaten Sikka. Pulau Babi merupakan salah satu dari rangkaian gunungapi yang muncul ke permukaan membentuk pulau kecil (Budiono et al., 1994). Pulau tersebut berbentuk bundar dengan diameter 2,5 km dan tingginya 350 meter (Kawata et al., 1995) yang dikelilingi oleh terumbu karang (Latief, 2002), berjenis terumbu karang tepi (fringing reef). Terumbu karang tersebut tumbuh dengan baik di lokasi ini karena berada di perairan teluk yang cukup jernih (COREMAP LIPI, 2006). Tidak heran ketika kita melihat pasir putih yang sangat menawan menyusun pantai  ini sebagai hasil dari pecahan terumbu karang di sekitarnya. 


Pulau yang indah ini dahulunya menjadi tempat yang nyaman untuk penduduknya yang berjumlah kurang lebih 900 orang. Sebagain besarnya merupakan pendatang dari Sulawesi Selatan yaitu suku Bugis. Namun tsunami telah menelan sebagian besar dari mereka. Tsunami tersebut dibangkitkan oleh gempa dengan magnitudo 7,5 SR yang terjadi tanggal 12 Desember tahun 1992. Kejadian tersebut meninggalkan trauma yang sangat besar bagi sebagian kecil penduduk yang berhasil selamat dari tsunami sehingga mereka lebih memilih untuk tinggal di kota Maumere daripada di pulau ini.
Kita hanya akan menjumpai beberapa keluarga yang menempati rumah-rumah sederhana yang masih tinggal di pesisir pulau ini. Sebuah masjid juga berdiri di sana. Mereka beternak kambing serta sebagiannya sebagai nelayan.


Untuk mencapai pulau ini kita perlu berlayar kurang lebih satu jam dari daratan Maumere menggunakan perahu nalayan. Keadaan laut yang tenang dan sangat jernih ini juga telah menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk bersnorkling atau menyelam untuk melihat keindahan terumbu karang di laut ini atau sekedar berjemur di pasir putih untuk menikmati keindahan pantai. Suasana pantai yang sepi membuat kita betah untuk mengahabiskan waktu di sini. Namun ketika anda hendak ke pulau ini, jangan lupa membawa persediaan makanan yang cukup misalnya roti atau kue soalnya kita akan sulit mendapatkan pedagang yang menjual makanan, kecuali ikan.


Menikmati waktu setengah hari lebih di tempat ini membuat saya menyadari betapa agungnya Tuhan yang menciptakan keindahan alam yang menghiasi pulau Flores ini. Mudah-mudahan pemerintah dan warga sekitarnya menyadari akan hal ini dan tetap menjaganya sebaik mungkin sehinga pantai Pulau Babi juga menjadi alternatif pilihan tempat wisata yang menarik di masa yang akan datang.